Friday, January 2, 2015

Rumah Kos Pelangi


Perkenalkan nama gw Kuning, salah satu pintu yang ada di sebuah bangunan bergaya minimalis yang terdiri dari dua lantai dan enam kamar yang bernama Rumah Kos Pelangi. Pink, Hijau, Biru, Merah dan Ungu adalah warna pintu lainya yang ada di bangunan ini.
Gw adalah salah satu pintu yang ada di lantai dua, posisi gw tepat di depan tangga melingkar yang menghubungkan ke dua lantai. Ada Hijau dan Pink yang setia berada di sisi kanan dan kiri gw. Di lantai bawah ada si Merah, yang di apit oleh Biru dan Ungu.

Pink udah dua minggu jomblo, alias enggak ada penghuninya. Penghuni sebelumnya diusir Ibu Kos lantaran nunggak dua bulan. Adalah Idha seorang mahasiswi rantau asal Solo yang udah setahun terakhir menghabiskan waktunya di balik pintu kayu berlapis cat warna Pink
Sebagai mahasiswa rantau, nasib Idha bisa di bilang jauh dari kata mapan. Makan cuma dua kali sehari, itupun cuma mie instant. Idha sebenarnya sosok yang ceria, tapi beratnya beban hidup di Ibu Kota nampaknya sukses menghapus keceriaan dari wajah ayunya.
Pink sosok pintu cantik, selalu tersenyum, cerewet dan yang paling menarik, Pink is a very good listener.

Wednesday, December 31, 2014

Kenangan 2014 #MEmoryeah2014

Tahun 2014, tahun pertama kali kaki gw menginjak tanah Sulawesi. Bulan Mei 2014, untuk pertama kalinya gw pergi ke salah satu kota di pulau Sulawesi, Manado. Gw menghabiskan 7bulan di ibukota Sulawesi Utara itu. Selama 7bulan banyak banget pengalaman baru yang gw dapet. Ok let’s the story begain

Bunaken
Siapa sih yang enggak tau Bunaken. Sebuah tempat yang katanya punya pemandangan bawah laut yang keren abissss. Sambil menyelam minum air, kira-kira kalimat itu yang pas buat gw. Mumpung lagi di Manado kenapa enggak sekalian ke Bunaken. Karena bunaken beda pulau sama Sulawesi jadi kita harus naik speed boat untuk sampe ke sana. Nih gw jabarin tarifnya ya.

Speed Boat : 600K, maximal 15 orang
Sewa peralatan Snorkling : 120K
Makan : 60K/ porsi

Monday, December 15, 2014

Enggak Pernah Dibaca

“Woi besok ada anak baru.”

Teriak Ajib di depan kelas seraya membangunkan seluruh bayi godzila yang tertidur pulas. Keadaan kelas yang tadinya damai dan tentram bak negri kayangan tiba-biba ramai, bagai suara tukang sayur yang tenggelam oleh riuhnya pembantu-pembantu rumah tangga yang lagi ngegosipin istri mudanya Pak RT.

Anak-anak sekelas antusias banget denger kabarnya Ajib. Mereka sampe bikin hash tag tersendiri di twitter, namanya #AnakBaru dan sempet malah sempet jadi trending topic segala. Gw enggak ngerti kenapa hash tag enggak penting kayak gini bisa jadi trending topic, dasar teenagers.

*keesokan harinya 

Monday, December 1, 2014

Cinta Naik Turun

Sore ini gw udah selesai kuliah, gw janjian sama Ajib di kantin kampus buat ngerjain tugas kelompok yang udah sebulan terakhir gw telantarin. Emang udah mainstreamnya mahasiswa buat nunda-nunda tugas, kayaknya kalo ngerjain tugas pas dateline itu ada sensasi yang bededa, semacam ada adrenalin yang terpacu (pembelaan dari kata malas).
Kelamaan nungguin Ajib di kantin gw mati gaya, gw celingak celinguk ke seluruh penjuru kantin udah kayak induk ayam yang kehilangan kandangnya.

Gw merhatiin lift yang naik turun. Kasian ya lift tiap hari kerjaanya cuma naik turun doang, ucap gw dalem hati. Lift selalu nganterin penumpangnya ke lantai-lantai yang tertera di tombol-tombol yang berjejer manis di sebelah kiri pintu tanpa banyak pertanyaan. Lucu kali ya kalo lift bisa nanya, misalnya kita pencet tombol.2 terus liftnya nanya…

Saturday, November 22, 2014

Monty Molly

“Hi Moly…”
Sapa Monty kepada gadis pujaan hati yang setiap pagi menghabiskan waktu di teras bermandikan sinar matahari. Hari ini Moly terlihat berbeda, Moly mengenakan kalung baru, ada liontin emas  berbentuk hati, dan ada kata “Moly” tercetak tepat di tengahnya.
Tanpa berkata apa-apa Moly tetap sibuk dengan ritualnya, dengan mata tertutup dan kepala menghadap langit, seolah membiarkan pancaran matahari menghantam seluruh tubuhnya. 

“Langitnya cerah ya Mol”
Sapa Monty mencoba menarik perhatian Moly yang sedari tadi tidak beranjak dari tempatnya berjemur.
“Mendung gini lo bilang cerah, makanya buka tuh kaca mata?”
“Eh iya…”